LDK (LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN ) MTs N 2 KOTA SEMARANG
MEMBINA KADER PEMIMPIN YANG JENIUS DAN RELIGIUS

Semarang - Generasi muda yang
unggul merupakan dambaan bagi setiap bangsa. Untuk itu MTs. Negeri 2 Kota SemaRang
berusaha menanamkan jiwa kepemimpinan, kemandirian, dan keteladanan kepada
siswa kelas 7 dan 8 melalui kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK).
LDK ini bertujuan untuk
mencetak siswa-siswi MTs.N 2 Kota Semarang yang berkarakter untuk peningkatan sumber
daya peserta didik, mendalami dan memahami tentang konsep dasar organisasi di
madrasah, melalui kegiatan OSIM, PRAMUKA
dan PMR.
Bertempat di desa Gogik,
Ungaran Barat, Semarang Jum’at dan Sabtu (29-30/11) kegiatan LDK dibuka oleh
Kepala MTs N 2 Kota Semarang, Fathul Hadi. Dia berpesan agar siswa dapat
mengikuti kegiatan LDK dengan baik.
"Ikuti kegiatan LDK
dengan baik karena akan memberikan manfaat bagi pribadi kalian. Harapannya
dengan mengikuti LDK akan menanamkan jiwa kepemimpinan, kemandirian, dan
keteladanan," kata Fathul Hadi saat membuka kegiatan.
Kegiatan LDK dipandu oleh
Instruktur yang berpengalaman dari PMR
dan Pramuka, Instruktur memberikan berbagai materi yang mencakup pembentukan
mental dan kecakapan fisik.
“Pancasila, UUD 1945, NKRI
dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan modal dasar yang harus dikuasai dan dipahami
oleh setiap peserta LDK,” tutur Ansori dan bambang haris yang disampaikan di
Aula Desa Gogik, semirang. Selain itu, dia berpesan kepada siswa agar wawasan
kebangsaan ini dipedomani dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, instruktur
mengajak peserta LDK untuk latihan fisik di halaman dsa gogik dan naik ke air
terjun semirang. Melalui berbagai kegiatan individu dan kelompok, latihan
baris-berbaris, dan latihan dasar organisasi diharapkan bisa membentuk
kedisiplinan dan jiwa kepemimpinan siswa. Berbagai tantangan yang dihadapi oleh
siswa dalam berbagai latihan tentunya memiliki sifat membangun karakter mereka
yang positif.
Acara dilanjutkan dengan
makan siang bersama yang dipandu oleh Kak lulu dan kak khamidah dari pramuka. “
Dari kegiatan makan siang yang tertib dan teratur pun bisa membentuk karakter
kedisiplinan siswa dengan antri saat mengambil makanan, duduk dengan rapi,
berdoa bersama dan makan sampai habis,” terangnya.
Acara ditutup dengan
permainan “fun game” yang meliputi kekompakan dalam kelompok dan naik ke gunung
semirang tepatnya air terjun. Disitulah siswa belajar bagaimana mengahadapi
tantangan dan rintangan yang kedepannya bermanfaat bagi siswa dalam menghadapi
kehidupan kelak dewasa. (mursyid)